Minggu, 25 Juli 2021

PLN telah mengoperasikan PLTP Kamojang selama 39 tahun dan tetap handal untuk menghasilkan energi yang bersih

 Di tengah pandemi COVID19, Zloty Polandia terus memberikan manfaat bagi negara dan meningkatkan perekonomian rakyat melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamocchan. Sebuah sistem tenaga nasional, tetapi juga menyediakan energi yang mendorong masyarakat lokal untuk menjadi lebih kuat dan lebih mandiri. Agung Murdifi, Executive Vice President Corporate Communications and Corporate Social Responsibility PLN mengatakan,

 “Tidak hanya menghasilkan listrik ramah lingkungan, kami juga berharap kehadiran PLTP Kamojang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Selama ini PLTP Kamojang POMU telah dibantu oleh mitra progresif. , Masyarakat sekitar kaki Gunung Papandayan aktif menggalakkan budidaya kopi Pelag. Lain kali, air entrained akan digunakan sebagai sumber pengisian alami uap panas bumi. Selain kopi Pelag, masyarakat setempat juga telah meluncurkan proyek penanaman dan pengolahan kopi yang dikembangkan oleh Kamojang.

 Rencananya melibatkan kelompok rentan seperti janda dan merupakan salah satu pilar ekonomi masyarakat. Memanfaatkan limbah kopi dan sayuran yang ada untuk memasukkan penanaman jangkrik ke dalam penanaman kopi dan rencana pengolahan, sehingga mitra PLTP Kamojang POMU dapat berada di toko kelontong maupun di Garut, dan petani di Bandung menjual produknya.Selain itu, PLTP Kamojang POMU juga meluncurkan program budidaya ikan nila. Selain terbatas pada budidaya ikan nila, proyek ini juga memproduksi makanan ikan nila goreng kemasan untuk menambah nilai proyek. Sebelum berdirinya Galeri Lapas Sabilulungan sebagai pusat pemasaran produk program CSR PLTP POMU Kamojang. Butuh waktu lama bagi Kamojang untuk mendapatkan energi panas bumi. Pembangkit listrik panas bumi dimulai pada tahun 1918 oleh Profesor JB Van Dyck dari Sekolah Bisnis Bandung, dengan pengembangan energi panas bumi selama masa kolonial.

 Idenya dimulai dengan sebuah artikel berjudul "Krachtbronnen in Italie" atau "Power in Italy", yang diterbitkan di majalah Koloniale. mempelajari. Akhirnya pada tahun 1926, pemerintah Hindia Belanda memberikan dana untuk pengeboran di ladang minyak Kamojang. Pengeboran ditugaskan untuk menjelajahi gunung berapi di Hindia Belanda. Beberapa tahun kemudian, bekerja sama dengan New Zealand Geothermal Energy Co.,

  Ltd.Pekerjaan eksplorasi dimulai, dan baru pada tahun 1982 stasiun PLTP Kamojang mulai beroperasi. Lima tahun kemudian, blok 2 dan 3 PLTP Kamojang juga digunakan untuk mendukung jaringan listrik Indonesia di Jawa Barat. PLTP Kamojang sd 140 MW dan PLTP Darajat 55 MW serta PLTP Gunung Salak 180 MW terintegrasi ke dalam PLTP Kamojang Power Generation OandM Services Unit (POMU) 375 MW. PLTP Kamojang POMU memiliki 4 perangkat PLTP dari PLTP Darajat dan PLTP Gunung Salak, dan kini mengelola total 7 perangkat PLTP. PLTP Kamojang POMU merupakan salah satu pilar industri ketenagalistrikan nasional yang dimiliki oleh PT PLN (Persero).

 Pengoperasian dan pemeliharaan PLTP Kamojang POMU akan dilanjutkan oleh PT Indonesia Power, anak perusahaan PLN, untuk memastikan pasokan listrik yang andal bagi pembangunan masyarakat Indonesia dan negara. Ini berkinerja terbaik di Indonesia, dengan kapasitas produksi 2.778 MWh pada tahun 2020. "PLTP Kamojang masih menjadi salah satu PLTP terbaik di Indonesia. Bahkan, PLTP POMU Kamojang menjadi model dan transfer ilmu ke PLTP lain di Indonesia,

 Murdifi.Melalui upaya tak henti-hentinya untuk menyediakan listrik dan merevitalisasi perekonomian sekitar, PLTP Kamojang telah meraih sejumlah penghargaan, antara lain Penghargaan Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari tahun 2008 hingga 2018 dan Penghargaan Proper Emas dari 2019 hingga 2020, yang merupakan penghargaan bisnis terbaik Yang menerapkan pengelolaan lingkungan terpadu dan berkelanjutan. “Pada tahun 2020, PLTP Kamojang POMU juga meraih Platinum Award untuk Corporate Social Responsibility di Indonesia.