Beberapa Orang tua murid di SD Sangatta Utara mengeluhkan masalah pembelian buku di tahun ajaran baru. guru. Walaupun tidak perlu, “tapi itu buku pedoman guru. Kalau anak tidak pakai buku, anak seperti apa yang mereka pelajari di rumah?-katanya saat ditemui di kediaman. Purdy melanjutkan bahwa buku yang diberikan kepada orang tua adalah buku pendukung, Tidak perlu beli. Namun, Purdy masih menanyakan tentang klaim. Tidak perlu. "Sama-sama, kan?
“Setiap siswa harus memiliki buku untuk membantu mereka belajar.” Cetak miring dari editor. “Ini buku pelengkap,” ujarnya usai membaca pesan WhatsApp seorang guru. Buku yang membuat hidup orang tua lebih mudah. Paddy mengatakan, di masa pandemi, membeli buku untuk tahun ajaran baru dinilai tidak tepat.
Dampaknya terhadap perekonomian masyarakat. Selain itu, ketidakpastian tentang buku mana yang akan dibeli mendorong beberapa orang tua untuk membeli dua buku. Whatsapp yang diterima dari Indonesiaberita.co.id juga menunjukkan bahwa orang tua merasa kasihan atas kejadian tersebut. Untuk masa depan, Anda bisa menyepakati buku terlebih dahulu.Ini tidak seperti ini. Apalagi di masa pandemi, hal ini sangat diperlukan.
Tidak perlu beli, tapi orang tua kita juga berharap anak kita punya buku yang cocok. Pertama Erlanga, lalu Tiga Serangkai. Sekarang ESPS (Erlangga), sangat mahal. Karena orang tua memiliki pendapatan yang berbeda. Saran saya, tolong pertimbangkan sekolah masa depan. Terima kasih atas perhatiannya, pembimbing," tulis AU beberapa pelengkap teknis.
Dalam kata-kata penerbit, beberapa orang tua yang sudah membeli buku terpaksa membelinya, dan direktur SDN 005 Sangata Utara Sunaldi Menekankan bahwa tidak ada kewajiban untuk membeli buku-buku ini."Kalau orang tua mau beli, ya datang. Saya tidak butuh. Ada buku di perpustakaan. Kalau mau pakai, ayo. Buku pelajaran itu judul," jelasnya di telepon.