Ekspor daging sapi Australia akan terus mendominasi pasar Indonesia, meskipun jumlah ini mungkin menurun pada tahun 2021. Pada tahun 2019, ekspor ternak Australia ke Indonesia mencapai 675.874, menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan ekspor terbesar bagi Australia. Menurut data Departemen Pertanian Australia, dibandingkan dengan tahun 2018, ekspor ternak ke Indonesia meningkat 15%. Manajer daging sapi dan ternak Australia Tim Ryan mengatakan bahwa permintaan daging sapi di Asia Tenggara terus meningkat.
Namun, karena pasokan dari kota-kota Australia tidak terlalu besar, diperkirakan ekspor ternak Indonesia akan menurun. 2020. “Tahun lalu kita tingkatkan ekspor, tapi ini juga akan berimbas pada peternakan dalam negeri yang diperkirakan kurang dari 25 juta ekor. kurang dari 1 juta ekor. , Tahun ini ada sekitar 850.000 hingga 900.000 ekor sapi perah setiap tahunnya.Ryan menambahkan bahwa permintaan yang kuat pada 2019 mendukung harga ternak yang tinggi untuk produsen yang terkena dampak kekeringan di Australia utara.
Meskipun daging sapi Australia saat ini sedang berjuang dengan eksportir lain di Asia Tenggara, persaingan belum mempengaruhi volume permintaan atau perubahan harga. Ryan mengambil Indonesia sebagai contoh. Volume daging kerbau asal India yang diperdagangkan di pasar Indonesia meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya atau setara dengan sekitar 56.000 ton pada September 2019. Indonesia akan menghapus impor daging sapi dan kerbau secara bertahap pada tahun 2020.
Biro Keamanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian menyatakan, total kebutuhan daging sapi dan kerbau tahun ini sama dengan tahun 2019, yakni sekitar 600.000 ton, dimana kuota impor daging sapi dan kerbau sebanyak 60.000 ton untuk kebutuhan konsumen dan 129.000 ton memenuhi kebutuhan produksi. Untuk ternak hidup, kuotanya 550.000.