Selasa, 20 Juli 2021

Penyebab Malam Dingin di Jawa

  Banyak tempat di Jawa Timur yang kini membicarakan udara malam yang dingin. Orang mengasosiasikan situasi ini dengan fenomena aphelion. Tapi apakah ini benar? Fenomena suhu udara dingin sebenarnya merupakan fenomena alam yang ada dimana-mana. Pada bulan-bulan musim puncak. Musim kemarau (Juli sampai September).

 Musim kemarau saat ini mencapai puncaknya di wilayah NTT pra-Jawa. Ciri khas periode ini adalah pergerakan angin timur dari benua Australia. Herizal dari Deputi Biro Iklim, Meteorologi, Iklim dan Geofisika (BMKG) pada Juli lalu menyatakan Australia sedang musim dingin. Hrizar mengatakan tekanan atmosfer Australia yang relatif tinggi menyebabkan massa udara berpindah dari Australia ke Indonesia, yang dikenal sebagai monsun dingin Australia.

 Namun demikian, suhu permukaan laut juga relatif rendah, sehingga mengakibatkan suhu di berbagai wilayah Indonesia, terutama khatulistiwa bagian selatan (Jawa, Bali dan Nusa Tenggara) menjadi lebih rendah, kata Herizal.Selain pengaruh angin Australia, penurunan tutupan awan dan curah hujan dari Jawa hingga Nusa Tenggar juga mempengaruhi rendahnya suhu malam hari. Karena kekurangan air dan uap air berarti energi pancaran yang dikeluarkan bumi pada malam hari tidak akan tersimpan di atmosfer.

 Langit yang cerah (clear sky) menyebabkan radiasi panas gelombang panjang ini langsung dilepaskan ke atmosfer luar. Akibatnya, udara di dekat tanah menjadi lebih dingin menjelang pagi hari, terutama pada malam hari. Udara sepertinya lebih dingin. Cuaca lebih dingin terutama pada malam hari,” ujarnya. Adapun aphelion yang mempengaruhi suhu pada malam hari, Hrizal mengatakan matahari terletak pada titik terjauh di bumi (aphelion).

 Namun, situasi ini tepat. Permukaan Fenomena atmosfer tidak banyak berpengaruh. Aphelios adalah fenomena astronomi yang terjadi setahun sekali pada bulan Juli, dan seluruh Indonesia berada pada musim kemarau. Aphelios tampaknya berdampak besar terhadap penurunan suhu di Indonesia," ujarnya.Ini adalah peristiwa yang biasa terjadi setiap tahun, meskipun kemudian dapat menyebabkan terbentuknya debu es (embun) di tempat-tempat tertentu (seperti Dieng, dataran tinggi, atau daerah pegunungan lainnya), yang oleh sebagian orang disalahartikan sebagai salju.

  Mengatakan saat ini menurut pantauan BMKG di Indonesia, rata-rata suhu minimum dan maksimum di khatulistiwa selatan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara umumnya lebih rendah daripada daerah lain di utara dan/atau kisaran suhu "suhu minimum" 14 hingga 21 derajat Celcius, suhu terendah yang tercatat di Mammer dan Pasuruan